Cara Kapolsek Cantik di NTB Turunkan Stunting dengan ‘1 Anggota 1 Telur’

TBNews.ntb. – Stunting menjadi salah satu persoalan yang menjadi atensi Kapolsek Kediri Iptu Dina Rizkiana di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui program ‘1 anggota 1 telur’ yang digagasnya.  Polwan Cantik dari Polda NTB itu berupaya menurunkan stunting di wilayahnya. Kini dampak positifnya mulai terasa di masyarakat.

Iptu Dina saat ditemui, Rabu (24/04) menyampaikan awal mula inisiasi program ‘1 anggota 1 telur’ tersebut tercetus ketika awal menjabat sebagai Kapolsek, ia pergi ke Desa Banyumulek. Di sana ada perlombaan memasak untuk anak-anak. Olahan masakannya dalam lomba tersebut yaitu telur.

“Terus sambil ngobrol sama ibu-ibu kader-kadernya di sana. Para ibu-ibu disana bilang di desa itu merupakan desa yang paling tinggi tingkat stuntingnya dibanding desa lainnya di Kecamatan Kediri,” ucap Iptu Dina.

Kapolsek Kediri kemudian berbincang-bincang dengan kader Posyandu di sana. Hingga mendapat cerita bahwa terkadang ada anak-anak sekolah menyumbang telur di sana. Dari situ, Iptu Dina mulai berpikir dan tertarik melakukan hal serupa. Ia kemudian memulainya dari anggota di Polsek Kediri, Polres Lombok Barat.

“Kan telur gampang didapat ya, mudah. Anggota tuh juga nggak ada keberatan bawa dari rumah masing-masing,” tuturnya.

Jumlah anggota di Polsek Kediri sendiri, ada 54 orang. Usai dikumpulkan pada setiap Jumat pagi selepas apel, telur-telur tersebut didistribusikan. Kapolsek menyerahkan sepenuhnya telur tersebut kepada ibu-ibu kader Posyandu. Dia mempercayakan mereka mengolah telur tersebut.

“Kita distribusikan ke ibu kader, nanti terserah ibu kader ngolahnya dalam bentuk bahan makanan seperti apa untuk anak-anak yang menjadi sasaran stunting itu. Sasarannya nggak cuman di Desa Banyumulek aja, tapi di desa lain yang ada di Kecamatan Kediri juga,” ucapnya.

Pada saat pengumpulan, tak jarang anggotanya membawa lebih dari 1 telur. Bahkan, ada juga teman atau keluarga anggotanya yang menitipkan telur. Iptu Dina juga membagikan programnya tersebut melalui media sosial (medsos) Polsek Kediri. Banyak warga yang akhirnya ikut membantu juga.

“Terus pemuda-pemudi Desa Gelogor sampai sekarang masih konsisten. Kalau kita selesai apel mereka bantu bawa 1 tray telur. Juga beberapa anggota dia mau membantu lebih, kadang bawa 1 kresek. Ternyata alhamdulillah pada support, jadi kadang ngasih lebih,” bebernya.

Iptu Dina menerangkan di setiap desa di Kecamatan Kediri, ada anak yang terindikasi stunting. Namun tidak di setiap dusunnya ada. Desa yang paling banyak ada anak terindikasi stunting ada di Banyumelek. Namun kini, lanjut dia, jumlahnya sudah menurun.

“Di Kediri stunting paling tinggi di Desa Banyumulek. Kemarin di Desa Banyumulek menyentuh angka 179 kalau nggak salah. Alhamdulillah kemarin ditimbang, diperiksa lagi, ada menurun banget,” bebernya.

Kapolsek Kediri merasa sangat senang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Bahkan, ada juga yang mendukungnya, termasuk Kapolres Lombok Barat. Setiap minggunya, dia membagikan telur yang telah terkumpul tersebut secara bergilir. Melihat dari jumlah anak yang terindikasi stunting dalam satu desa maupun satu dusun.

“Nggak seberapa sih ya, tapi dia bisa menerima dan sesenang itu kayak wah alhamdulillah banget. Wah bermanfaat gitu kan, hal yang kecil tapi bermanfaat senang,” jelasnya.

Iptu Dina bekerja sama dengan kader Posyandu dan Puskesmas untuk mencari data jumlah anak yang terindikasi stunting. Sehingga pembagian telur tersebut bisa tepat sasaran.

“Satu dusun itu kadang ada 1 atau 2 Posyandu juga, tergantung masyarakatnya banyak atau nggak. Kita kan ada datanya per desa, dusun, anaknya berapa. Jadi kita bergilir setiap Jumat. Rata-rata semua desa sudah (dibagikan),” terangnya.

Selain itu, Bhabinkamtibmas di setiap desa juga dilibatkan dalam program tersebut. Dalam beberapa waktu, mereka mengecek di desa dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Iptu Dina sendiri tidak mengetahui setiap minggunya berapa banyak telur yang terkumpul. Telur-telur tersebut biasanya ditaruh di keranjang dan tray atau tempat telur.

“Kalau distribusi kita ada Bhabin yang selalu koordinasi sama Kanit saya yang nyari sasaran dimana, dan mereka malamnya koordinasi, paginya kita action. Kalau kendala nggak sih, karena kita setiap malam ingatkan anggota besok jangan lupa ya Jumat Berkahnya,” sebutnya.

Dia berharap ke depannya, program tersebut bisa terus berlanjut. Meski nanti kepemimpinan Polsek Kediri bukan lagi ada di tangannya. Sebab menurutnya, stunting menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan di Kecamatan Kediri. Selain itu, program tersebut juga bisa mendekatkan diri kepada masyarakat. Sehingga bisa sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban dengan melibatkan masyarakat.

“Karena itu kan perdusun-dusun lingkupnya. Jadi sekalian silaturahmi kita, baik ke kader Posyandu dan Pak Kadus, kadang Pak Kades mendampingi. Luar biasa silaturahmi dalam kegiatan itu, ketemu masyarakat,” Tutup Iptu Dina.