4 Fakta Gerhana Matahari Total Jelang Lebaran

TBNews.ntb. – Gerhana Matahari Total akan terjadi jelang Lebaran pekan depan, yakni 8 April 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena tersebut akan berbarengan dengan ledakan-ledakan di Matahari.

BMKG menjelaskan ledakan Matahari itu terjadi karena adanya aktivitas internal di pusat Tata Surya tersebut. Tingkat aktivitas mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan dan puncaknya pada tahun ini.

Sejauh ini, belum ada yang mengetahui penyebab fenomena tersebut. Namun, BMKG menuliskan kemungkinan karena melibatkan gaya magnetik atau reaksi nuklir dalam Matahari.

Kendati demikian, masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung Gerhana Matahari Total jelang Lebaran 2024. Peristiwa ini akan terlihat di langit Meksiko, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.

Simak beberapa fakta soal Gerhana Matahari Total, dikutip dari TheVerge, Selasa (2/4/2024).

Penyebab Gerhana Matahari Total

Menurut Kepala Penelitian dan Analisis Heliofisika NASA, Patrick Koehn, Gerhana Matahari Total terjadi ketika lempengan Bulan berada di lokasi dan jarak yang pas untuk sepenuhnya menutupi lempengan Matahari.

Dalam periode tersebut, siang hari akan tampak seperti subuh dengan level cahaya yang gelap seperti malam.

Seberapa Langka Fenomena Gerhana Matahari Total?

Koehn mengatakan manusia umumnya cuma bisa menyaksikan peristiwa ini dua kali seumur hidup. Fenomena Gerhana Matahari Total lebih jarang terjadi ketimbang fenomena Gerhana pada Oktober lalu.

Pada 8 April mendatang, Bulan akan berjarak lebih dekat ke Bumi dan secara penuh bisa memblokade Matahari. Setelahnya, tak akan ditemui lagi Gerhana Matahari Total hingga 23 Agustus 2044.

Fenomena serupa sebenarnya pernah terjadi pada 21 Agustus 2017, namun jalur totalitasnya jauh lebih sempit. Kali ini, Bulan juga berjarak lebih dekat ke Bumi ketimbang fenomena Gerhana sebelumnya.

Di Mana Lokasi Gerhana Matahari Total?

Kali ini, Gerhana akan dimulai di Samudra Pasifik Selatan sebelum mencapai daratan Mazatlan di Meksiko. Selanjutnya, pergerakannya akan singgah di AS, sekitar Texas hingga Maine. Gerhana Matahari Total juga bisa diamati di Kanada bagian timur, dan titik lokasi terakhirnya di pantai Atlantik.

Keseluruhan fase dari Bulan setengah menutupi Matahari hingga total akan terjadi selama 4 menit 28 detik. Pengamatan paling lama terjadi di Torreon, Meksiko, selama 3,5-4 menit.

Bagaimana Cara Mengamati Gerhana Matahari Total?

Koehn mengatakan Gerhana Matahari Total tak bisa diamati dengan mata telanjang karena bisa membakar retina. Fase totalitas beberapa menit ketika Matahari diblokir total oleh Bulan adalah satu-satunya periode masyarakat bisa mengamati langsung peristiwa tersebut.

Namun, selama persiapan Bulan mendekat menutupi Matahari, masyarakat harus menggunakan pelindung mata khusus. Perlu dicatat, saat Gerhana masih setengah, mata telanjang juga bisa rusak jadi tetap harus pakai pelindung khusus.

Lebih lanjut, NASA mengatakan kacamata hitam bukan pelindung yang tepat. Karena, risikonya bisa membuat pupil lebih besar dan merusak mata karena radiasi Matahari.

Sebaiknya pakai pelindung khusus Gerhana Total dan Gerhana Setengah yang direkomendasikan Kominitas Astronomikal Amerika (AAS).

Cara Menyaksikan Gerhana Matahari Total Online

Bagi masyarakat Indonesia dan belahan dunia lain yang tak bisa menyaksikan Gerhana Matahari Total secara langsung, bisa menyaksikan siaran online-nya melalui channel YouTube NASA Spanyol.