Polisi Selidiki Kasus Pria Gantung Diri di Lombok Timur, Keluarga Tolak Autopsi

tribratanews.ntb.polri.go.id.– Seorang pria berinisial OS (28) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (20/3/2025) siang. Dugaan awal menyebutkan bahwa korban mengalami tekanan mental akibat permasalahan utang.

Kasi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, mengungkapkan bahwa jasad korban pertama kali ditemukan oleh ibunya sekitar pukul 14.00 WITA. OS diduga mengakhiri hidupnya dengan seutas tali nilon yang terikat pada kayu utama plafon rumah.

“Ibunya yang pertama kali menemukan korban. Setelah itu, ia meminta bantuan bibi korban yang rumahnya berada di dekat lokasi kejadian,” ujar AKP Nikolas Osman, Kamis (20/3).

Setelah mendapat laporan dari pihak keluarga, kepolisian segera bertindak dengan menerjunkan Tim Inafis Polres Lombok Timur ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan awal. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan sementara, OS memang mengakhiri hidupnya sendiri tanpa adanya keterlibatan pihak lain.

“Dari hasil pemeriksaan tim Inafis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Semua sesuai dengan dugaan awal bahwa korban meninggal karena gantung diri,” jelas AKP Nikolas.

Meski begitu, pihak kepolisian tetap menawarkan opsi autopsi untuk memastikan penyebab pasti kematian korban. Namun, pihak keluarga menolak tindakan tersebut dan menerima kejadian ini sebagai musibah. Berdasarkan keterangan saksi, OS belakangan ini kerap mengeluh soal uang yang ia pinjamkan kepada seseorang tetapi belum juga dikembalikan.

“Menurut keterangan saksi, korban sempat mengeluh karena uang yang ia pinjamkan tak kunjung kembali. Namun, terkait jumlah uang yang dipinjamkan, kami belum mendapatkan informasi pasti,” ungkap AKP Nikolas.

Meskipun dugaan awal mengarah pada motif tekanan ekonomi, kepolisian tetap mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental orang-orang di sekitar mereka.

“Kami berharap masyarakat lebih peka terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar, terutama jika ada tanda-tanda depresi atau tekanan mental. Jangan ragu mencari bantuan atau melaporkan jika ada indikasi masalah serius,” tutupnya.