Lestarikan Lingkungan, Bhayangkari Lombok Utara Edukasi Anggota Kelola Sampah

tribratanews.ntb.polri.go.id – Kesadaran pentingnya pelestarian memerlukan upaya semua pihak. Bhayangkari Polres Lombok Utara menjadi salah satu komponen yang terjun mengedukasi anggotanya agar ikut serta memelihara lingkungan melalui pemanfaatan limbah organik menjadi bahan kompos.

Edukasi tersebut berlangsung di Mako Polres Lotara pada hari selasa (09/07). Pengurus dan 75 orang anggota Bhayangkari ikut hadir mendengar pemaparan pemanfaatan limbah organik dari praktisi lingkungan sekaligus Pendiri Saifana Organic Farm, Sutikno.

Ketua Pengurus Cabang Bhayangkari Lombok Utara, Ny. Mira Didik, menyampaikan organisasi Bhayangkari Polres memandang penting adanya edukasi lingkungan kepada para anggota. Pengetahuan dan wawasan yang nantinya dimiliki diharapkan dapat diaplikasikan dalam keseharian, maupun kepada lingkungan dan masyarakat sekitar.

“Sepele tapi dampaknya besar. Kita sebagai Bhayangkari bisa mengedukasi keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.

Ditegaskan Mira, peduli lingkungan dimulai dari sebuah tindakan kecil namun harus dilakukan secara konsisten. Misalnya, memilah sampah yang mudah terurai dari sampah plastik. Kesadaran peduli lingkungan yang dimulai dari ranah keluarga, tentunya sangat bermanfaat jika ditukarkan kepada masyarakat sekitar.

Sementara, dalam sesi sharing, Sutikno memberikan penjelasan tentang cara memulai pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Ia menjelaskan bagaimana memanfaatkan lahan gersang agar bisa tetap produktif dan bermanfaat.

Sutikno juga membahas tentang pemanfaatan pupuk organik dan pentingnya menghindari penggunaan pupuk kimiawi. Melalui aplikasi yang tepat, kualitas tanah meningkat, tumbuhan dan tanaman juga tumbuh dengan subur, sehingga lingkungan sekitar menjadi terjaga.

“Lahan gersang bisa diolah dengan teknik tertentu agar bisa kembali subur dan digunakan untuk pertanian,” ujar Sutikno.

“Pemanfaatan pupuk organik sangat penting untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak negatif dari pupuk kimiawi,” tambahnya.

Sutikno melanjutkan, pupuk organik dapat dibuat dari limbah rumah tangga seperti sisa sayuran dan buah, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga ekonomis. Untuk diketahui, kegiatan tersebut selain diikuti oleh pengurus Bhayangkari, juga hadir 75 orang anggota Bhayangkari.

Diharapkan, melalui edukasi pengelolaan sampah menjadi bahan pupuk, kesadaran peduli lingkungan anggota Bhayangkari tertular kepada masyarakat. Sebab, partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat dalam menjaga lingkungan, akan menciptakan lingkungan sehat, sejuk dan asri.