Langkah Taktis Polri Amankan Arus Lalu Lintas Saat Tradisi Lebaran Topat 2025 di NTB
06 April 2025 - 1:59 WITA
tribratanews.ntb.polri.go.id.–Dalam rangka menyambut perayaan tahunan Lebaran Topat yang dijadwalkan berlangsung pada Senin, 7 April 2025, Polda NTB melalui jajaran Polres Lombok Barat telah menyiapkan strategi pengamanan menyeluruh guna menjaga kelancaran dan keamanan perayaan, khususnya di kawasan Batulayar yang menjadi pusat keramaian.
Kasat Lantas Polres Lombok Barat Iptu Dina Rizkiana, menegaskan bahwa perhatian utama difokuskan pada pengendalian lalu lintas dan pencegahan kemacetan. Sebagai langkah antisipatif, pihaknya telah menyiapkan berbagai skenario rekayasa lalu lintas, termasuk penutupan jalan menuju Senggigi mulai pukul 18.00 WITA, yang akan dialihkan ke Gunung Sari, tergantung perkembangan situasi di lapangan.
“Penutupan jalur akan bersifat situasional. Jika arus mulai padat, kami langsung terapkan guna mencegah kepadatan parah,” ungkap Iptu Dina.
Polres Lombok Barat juga menjalin sinergi lintas wilayah dengan Polres Lombok Utara dan Polresta Mataram. Arus dari arah utara akan diarahkan melalui jalur Pusuk, sementara pergerakan dari Kebon Roek akan disalurkan ke arah Ireng atau Sesela, mengikuti dinamika arus kendaraan.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan tambahan, sistem satu arah di Jalan Raya Batulayar siap diberlakukan jika diperlukan. Selain itu, sebanyak lima Pos Pantau disiagakan di titik-titik strategis untuk memastikan kontrol arus kendaraan dan respons cepat terhadap kondisi lapangan.
Langkah preventif lainnya juga diterapkan untuk menjamin keselamatan masyarakat. Kendaraan barang dilarang mengangkut penumpang, dan kendaraan tradisional seperti cidomo tidak diperkenankan memasuki jalur utama Batulayar. Imbauan juga disampaikan agar warga tidak memarkir kendaraan maupun berjualan di bahu jalan.
“Kami (Polri) ingin seluruh masyarakat dan wisatawan bisa merayakan Lebaran Topat yang menjadi tradisi tahunan ini dengan aman, tertib, dan nyaman,” terang Iptu Dina.
Selain Batulayar, pengamanan juga diperluas hingga ke destinasi wisata seperti Sekotong, Lembar, Gerung, Labuapi, dan Kuripan. Bahkan jalur utama di Kecamatan Kediri, penghubung vital antara Mataram dan Lombok Tengah, juga menjadi fokus pengawasan.
Kesiapan aparat kepolisian ini menunjukkan komitmen Polri sebagai pelindung masyarakat yang responsif dan adaptif terhadap kebutuhan di lapangan. Dalam konteks tradisi budaya, kehadiran Polri menjadi simbol bahwa negara hadir menjaga harmoni sosial dan keselamatan publik.