Kenapa Pria Lebih ‘Drama’ Saat Demam? Ilmuwan Ungkap Faktanya

tribratanews.ntb.polri.go.id.–Di tengah masyarakat, sering muncul anggapan bahwa pria cenderung lebih lemah dan manja saat sakit, terutama ketika mengalami demam. Mereka bisa tampak lebih tidak berdaya dibandingkan perempuan dalam kondisi yang sama.

Fenomena ini sering menjadi bahan candaan di media sosial. Salah satu pengguna X (Twitter) menulis, “Sesangar-sangarnya laki-laki, kenapa kalau demam jadi seperti bayi?” Sementara yang lain berkomentar, “Laki-laki kalau sudah demam, dunia rasanya mau berakhir.”

Namun, tahukah Anda? Ada penjelasan medis di balik anggapan ini. Studi menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh pria dan wanita bekerja dengan cara yang berbeda, sehingga respons terhadap penyakit pun tidak sama.

Pria Lebih Rentan Terhadap Infeksi?

Beberapa penelitian menemukan bahwa pria lebih mungkin mengalami infeksi yang lebih parah dibandingkan wanita. Hal ini terlihat jelas saat pandemi COVID-19, di mana angka rawat inap dan kematian didominasi oleh pria. Hal serupa juga terjadi saat pandemi flu 1918, ketika jumlah kematian pria lebih tinggi dibandingkan wanita.

Menurut Dr. Matthew Memoli dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases, ada beberapa faktor yang menyebabkan pria lebih rentan terkena infeksi serius seperti Kurangnya tindakan pencegahan, Pria cenderung lebih jarang memakai masker, mencuci tangan, atau menjaga kebersihan diri.

Gaya hidup kurang sehat, Pria lebih sering merokok, mengonsumsi alkohol, dan enggan mencari perawatan medis saat sakit. Hal ini membuat kondisi tubuh mereka lebih buruk ketika terserang penyakit.

Perbedaan Sistem Kekebalan Tubuh Pria dan Wanita

Penelitian lain menunjukkan bahwa biologi juga berperan dalam perbedaan respons tubuh terhadap penyakit. Studi yang dilakukan pada hewan dan manusia mengungkap bahwa wanita memiliki sistem imun yang lebih responsif dibandingkan pria.

Profesor Sabra Klein, ahli mikrobiologi molekuler dan imunologi dari Johns Hopkins University, menjelaskan bahwa Sel imun wanita lebih cepat mengenali virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Wanita memproduksi lebih banyak sitokin, protein yang berperan dalam merespons infeksi. Antibodi yang dihasilkan wanita lebih banyak, sehingga lebih efektif dalam melawan virus dan bakteri.

Faktor genetik juga berpengaruh. Gen yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh banyak terdapat di kromosom X, yang dimiliki dua oleh wanita, tetapi hanya satu pada pria.

Selain itu, hormon juga memainkan peran penting, Testosteron pada pria Diduga dapat menekan fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga produksi antibodi lebih rendah. Estrogen pada wanita, Cenderung memperkuat imunitas dan meningkatkan produksi antibodi.

Sistem Imun Kuat Bisa Jadi Pedang Bermata Dua

Meski wanita memiliki sistem imun yang lebih responsif, hal ini juga bisa berdampak sebaliknya. Dalam beberapa kasus, respons imun yang terlalu kuat dapat memperburuk gejala penyakit.

“Gejala seperti demam, kelelahan, dan hidung tersumbat sebenarnya adalah reaksi tubuh terhadap infeksi,” ujar Dr. Memoli. Jika sistem imun terlalu aktif, justru bisa menyebabkan peradangan berlebihan yang memperburuk kondisi tubuh.

Jadi, meskipun pria tampak lebih lemah saat sakit, bukan berarti mereka hanya ‘drama’. Ada faktor biologis dan imunologis yang membuat pria lebih rentan terhadap infeksi dan gejalanya lebih parah dibandingkan wanita.