Polisi Kawal Keamanan Tradisi Pujawali dan Perang Topat di Lombok
15 December 2024 - 5:34 WITA
tribratanews.ntb.polri.go.id – Tradisi tahunan Pujawali dan Perang Topat di Pura Lingsar pada Minggu (15/12/2024) sukses digelar dengan meriah. Acara budaya yang menggambarkan harmoni antarumat beragama ini dihadiri lebih dari 5.000 pengunjung, termasuk tamu dari luar wilayah Kecamatan Lingsar.
Kapolresta Mataram, Kombes Pol. Dr. Ariefaldi Warganegara, S.H., S.I.K., M.M., menyatakan bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan tradisi ini. Untuk menjamin kelancaran acara, Polresta Mataram mengerahkan 300 personel yang disiagakan di berbagai titik strategis.
“Kami memastikan seluruh personel menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Keselamatan masyarakat adalah prioritas dalam setiap pengamanan acara ini,” ujar Kapolresta Mataram.
Selain memantau langsung jalannya pengamanan, Kapolresta juga hadir sebagai tamu undangan, menunjukkan dukungan institusi kepolisian terhadap kelestarian budaya lokal. Pujawali dan Perang Topat adalah tradisi unik yang menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Lombok.
Ritual ini mencerminkan keharmonisan antara masyarakat Hindu dan Muslim di wilayah tersebut. Pujawali diawali dengan prosesi adat yang dilanjutkan dengan Perang Topat, di mana masyarakat saling melempar ketupat dalam suasana penuh canda dan tawa.
“Tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga menjadi bukti nyata harmoni yang terjalin di Lombok. Oleh karena itu, pengamanan maksimal menjadi bagian dari dukungan kami terhadap kelangsungan acara ini,” jelas Kombes Pol. Ariefaldi.
Acara budaya ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan pengunjung, termasuk wisatawan. Dengan kehadiran Polresta Mataram yang sigap mengamankan jalannya acara, tradisi tahunan ini dapat berlangsung lancar tanpa gangguan yang berarti.
Pengamanan maksimal dari Polresta Mataram menunjukkan komitmen institusi kepolisian dalam mendukung pelestarian tradisi lokal sekaligus menjamin keamanan masyarakat. Hal ini semakin memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Polri sebagai pelindung dan pengayom.
“Keberhasilan acara ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat keamanan. Kami mengajak semua pihak untuk terus mendukung tradisi budaya seperti ini agar tetap lestari dan menjadi kebanggaan bersama,” pungkas Kombes Pol. Ariefaldi.
Dengan kelancaran dan kesuksesan acara tahun ini, tradisi Pujawali dan Perang Topat kembali menjadi simbol toleransi, harmoni, dan kekayaan budaya yang tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Lombok, tetapi juga dinikmati oleh wisatawan dari berbagai daerah.