44 Warga Keracunan Usai Santap Soto Ayam, Polisi Lakukan Penyelidikan

tribratanews.ntb.polri.go.id – Kepolisian Sektor (Polsek) Rasanae Timur, bergerak cepat menangani dugaan keracunan makanan yang menimpa 44 warga Kelurahan Rabadompu Timur, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (15/11).

Insiden ini terjadi setelah warga menyantap hidangan soto ayam dalam acara pernikahan di lokasi tersebut. Berdasarkan laporan, rombongan warga yang hadir mengonsumsi makanan tersebut sebelum berangkat ke lokasi akad nikah di Tolotongga. Keluhan baru muncul keesokan harinya, Sabtu (16/11), ketika puluhan orang mengalami gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, diare, demam, dan mata berkunang.

Unit Reskrim Polsek Rasane Timur langsung melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Petugas mendatangi lokasi kejadian serta mengidentifikasi para korban yang dirawat di beberapa rumah sakit di Kota Bima.

“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun 44 warga harus menjalani perawatan medis intensif di RSUD Bima dan sejumlah fasilitas kesehatan lainnya. Sebagian pasien kini telah dipulangkan setelah kondisi mereka membaik,” terang Kapolsek Rasanae Timur Ipda Suhadak S.H., dalam keterangannya saat dikonfirmasi.

Polisi juga melakukan koordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan langkah penanganan yang komprehensif. Selain itu, pihak Kepolisian juga terus mendalami dan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa ini.

“Kami telah mengidentifikasi korban dan berkoordinasi dengan dokter serta pihak terkait lainnya. Sayangnya, tidak ada sisa makanan yang bisa dijadikan barang bukti, sehingga kami harus menggali informasi tambahan untuk mengungkap penyebab utama insiden ini,” jelas Ipda Suhada.

Berdasarkan keterangan dari dokter IGD RSUD Bima, dr. Ratna, para pasien didiagnosis mengalami gastroenteritis (GEA) atau muntaber akibat keracunan makanan. Penyebabnya adalah kontaminasi bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) dan bakteri disentri, yang umumnya ditemukan pada kotoran manusia.

“Kami telah memberikan antibiotik dan terapi cairan kepada pasien untuk pemulihan kondisi mereka,” ungkap dr. Ratna.

Insiden keracunan ini menjadi pengingat pentingnya kebersihan dan keamanan dalam pengolahan makanan, terutama dalam acara besar yang melibatkan banyak orang. Masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan kejadian serupa agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.