Siswi SMP di Sumbawa Diduga Dicabuli di Pinggir Jalan, Polisi Selidiki dan Cari Terduga Pelaku
23 August 2024 - 8:41 WITA
tribratanews.ntb.polri.go.id – Seorang remaja wanita berinisial R (14), pelajar salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga dicabuli orang tak dikenal saat berada di pinggir jalan.
“Benar, kasus ini masih dalam proses dan pemeriksaan secara intensif untuk mencari tahu terduga pelaku. Baik korban maupun saksi-saksi juga sudah kami periksa untuk mempercepat penanganan perkara ini,” kata Kasat Reskrim Polres Sumbawa Iptu Regi Halili saat dikonfirmasi Kamis (22/08) kemarin.
Menurut dia, pihak penyidik masih sedikit kesulitan mencari keberadaan terduga pelaku lantaran minimnya alat bukti. Sementara korban baru pertama kali bertemu dengan terduga pelaku saat di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Sedangkan dari hasil visum et repertum tidak ditemukan tanda kekerasan atau bukti pemerkosaan. Namun,bukti pencabulan ada di bagian tubuhnya. Olah TKP sudah kami (Polisi) lakukan guna membuat terang perkara ini, yang jelas petugas saat ini sedang bekerja,” jelas dia.
Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Sumbawa Aiptu Arifin Setioko menambahkan dalam keterangannya, pemeriksaan pada pacar R yaitu T juga sudah dilakukan. Selain itu, penyidik juga sudah memeriksa paman korban yang mengantarnya dari desa ke jembatan tetapi belum ada petunjuk keberadaan terduga pelaku.
“Kami sudah datangi kepala desa di beberapa desa terdekat dengan TKP. Tetapi tidak ada yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan korban. Ternyata nama D itu samaran, bukan nama sebenarnya,” sebutnya.
Dari pengakuan R, peristiwa pencabulan itu terjadi pada 23 Juli 2024. Saat itu korban dimarahi oleh ibu dan ayahnya sehingga memilih pergi dari rumah dengan berjalan kaki. Korban berjalan kaki tanpa tujuan di malam hari.
Korban kemudian bertemu dengan keluarga jauh yang disebutnya paman dan diantarkan ke desa yang ingin dituju. Namun, korban minta turun di jembatan karena ingin bertemu temannya. Sementara pamannya melanjutkan perjalanan.
R lalu bertemu dengan terduga pelaku yang mengaku bernama D. Saat itu pertemuan pertama, kondisi R masih kalut dan menangis. Ia kemudian curhat dan bercerita kepada D bahwa sering dimarahi oleh orangtuanya tanpa sebab. Ia kemudian dihibur oleh D hingga terjadi pencabulan.
Sementara pengakuan kedua orang tua R, mereka sempat mencari kebedaannya. Sang ayah menemukan ponsel milik R tertinggal di rumah. Ayah R menghubungi teman korban yang kebetulan mengenal T. Pada pukul 08.00 Wita, ayah R bersama temannya menjemput korban di rumah pacarnya.
Beberapa waktu kemudian, orangtua korban baru mengetahui bahwa anak mereka telah mengalami pencabulan. Mereka kemudian melaporkan dugaan pencabulan tersebut kepada pihak kepolisian.
“Kami sudah mencari terduga pelaku yang berinisial D di beberapa desa terdekat. Namun, setelah dipertemukan dengan korban, ternyata bukan orang yang dimaksud. Selanjutnya, kami mengamankan rekaman CCTV di Alfamart, tempat korban terakhir kali terlihat bersama pelaku. Sayangnya, rekaman tersebut tidak jelas karena terduga pelaku mengenakan helm,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arifin menambahkan bahwa bukti pesan korban di ponsel pelaku telah hilang karena terduga pelaku memblokir korban di aplikasi messenger. Korban juga tidak dapat menggambar sketsa wajah pelaku.
“Jika kami mendapatkan bukti baru, kami akan terus mengejar dan menangkap pelaku. Namun, saat ini kami menghadapi kesulitan karena minimnya bukti. Kami telah berupaya maksimal dalam penyelidikan ini,” pungkasnya.